Kawan Kantor Yang Masih Segar

Kawan Kantor Yang Masih Segar



Setelah pulang dari kantor, aku merasa sangat lelah setelah bermain-main dengan Lia tadi. Aku memarkir mobil kesayanganku, Mercedesku, di sebuah mall yang letaknya tidak jauh dari kantorku. Aku menuju ke sebuah salon yang didominasi oleh warna merah untuk mendapatkan sedikit perawatan dan relaksasi.

“Ada yang bisa saya bantu, Pak?” tanya resepsionis yang cantik.

Nama Anggi terpampang di dadaku saat aku melihatnya

"Saya memilih creambath dan refleksi," jawabku.
"Silakan mencuci dulu, Pak." Anggi menunjukkan tempat cuci kepadaku.

Tidak lama kemudian, seorang pegawai salon datang untuk merawat rambutku. Saya memperhatikan bahwa dia masih muda. Meskipun dia memiliki tubuh kecil dan kulit sawo matang yang bersih, wajahnya terlihat manis dan imut. Meskipun tidak seindah Lia, saya tertarik dengan wajahnya yang menunjukkan keceriaan dan keluguan. Namun yang paling menarik perhatian saya adalah ukuran dadanya yang besar untuk ukuran tubuhnya.

Meskipun berpostur kecil, buah dadinya menonjol jelas di balik seragam hitamnya. Dian, gadis remaja tersebut, mulai memberikan pijatan yang membuat tubuhku yang lelah merasa nyaman. Namun, tak terduga setelah aku berhubungan seks dengan Lia tadi, gairahku kembali memuncak saat melihat Dian. Terutama karena buah dadanya yang masih padat dan kenyal.

Penampilannya memang sangat menarik, terutama dengan celana jeansnya yang sedikit di bawah pinggang sesuai trend saat ini. Kadang-kadang, perutnya akan terlihat saat dia memijat bagian atas kepala saya. Setelah selesai creambath, Dian juga memberikan layanan refleksi untuk merelaksasi tubuh.

Karena aku duduk lebih tinggi dari dia, kadang-kadang aku bisa melihat belahan dadanya saat dia menunduk. Ini adalah pemandangan yang indah. Sejak Tari, gadis SMP pertama yang kucintai, belum pernah lagi aku merasakan keindahan seorang ABG. Terutama karena dada Tari kecil, sedangkan aku ingin mencoba tulisan besar seperti Dian ini.

Saya pun memulai percakapan dengannya. Saya terkejut mendengar bahwa dia baru lulus SMA dan baru berusia 18 tahun. Namun, dia tidak mampu melanjutkan sekolah karena masalah biaya dan belum menemukan pekerjaan yang sesuai. Untuk sementara waktu, dia bekerja di salon sambil mencari peluang kerja yang lebih baik.

Dengan segala hormatnya, saya ingin menawari Anda sebuah posisi di perusahaan saya. Begitu mendengar itu, wajah Anda langsung berseri-seri. Saya juga mengusulkan agar kita bisa berdiskusi lebih lanjut setelah jam kerja mengenai pekerjaan tersebut. Anda pun sepakat untuk bertemu dengan saya di food court setelah pulang kerja nanti.

Pukul 8 malam, akhirnya Dian datang, seperti yang telah kita sepakati sebelumnya. Saat menunggunya, saya telah memesan makan malam untuk kita berdua. Kami menghabiskan waktu dengan berbincang tentang prospek dia bekerja di perusahaan saya. Saya meminta dia untuk mengirimkan surat lamarannya dan ijazah secepat mungkin agar dapat segera diproses.

Saat ini, kantorku sedang mencari seorang resepsionis baru. Noni saat ini menjadi satu-satunya resepsionis di kantor, namun aku merasa perlu untuk menambah satu lagi. Mungkin ada sedikit hawa nafsu yang membuatku tertarik pada Dian yang masih muda dan memiliki tubuh yang menarik.

Sambil berbincang, saya tidak bisa menahan diri untuk tidak terus memandangi buah dada Dian yang menggiurkan itu. Saya merasa sangat tergoda untuk mencium dan menyentilnya secara lepas. Dian juga menyadari bahwa saya memperhatikan dadanya, dan dia malu-malu menutup celah di bajunya.
Sehabis makan malam, aku tawarkan untuk mengantarnya pulang. Sambil meneruskan wawancara, alasanku. Dianpun tidak menolak mengingat dia sudah ingin sekali pindah tempat kerja. Terlebih penampilanku membuatnya semakin yakin.

Di dalam mobil, selama perjalanan, aku membahas deskripsi pekerjaan seorang resepsionis di kantorku. Sambil berbincang, aku mencoba meraba paha yang tertutup oleh celana jeans ketatnya. Sesekali tangannya menolak sentuhan tanganku.

"Apa yang akan orang katakan?” Banyak alasan untuk malu.

Saat itu, nafsu saya sedang membara dan akomodasi langganan favorit saya juga hampir terlihat.

"Dian... Aku akan jujur, kamu memenuhi semua persyaratan yang aku butuhkan. Namun, kamu harus siap melayani saya sepenuhnya jika ingin bekerja di perusahaan saya." tegas saya sambil meletakkan tanganku di pahanya lagi. Kali ini, dia tidak menolak sama sekali.

"But sir...Dian is not accustomed to this..."

"Mulai sekarang, kamu harus membiasakan diri," kataku sambil mengelus pahanya dengan tangan kiriku. Sementara itu, aku memutar kemudi Mercyku ke arah pintu masuk motel langgananku.

Setelah mobilku tiba di motel, petugas membuka pintu garasi yang kemudian ditutup lagi setelah mobil masuk. Aku dan Dian turun dari mobil dan bergegas masuk ke kamar. Kamar motel ini cukup bagus, terdapat dinding yang dilapisi dengan kaca. Tak lama kemudian, petugas datang untuk menerima pembayaran tarif 6 jam.

New Post >> "Teman Sekolah Smp Yang Ketagihan Akan SEX"


Setelah petugas pergi, saya mengajak Dian untuk duduk di ranjang. Dia mengikuti perintah saya dengan ragu-ragu sambil nervously tangannya meremas-remas sapu tangannya. Aku menyisir rambut ikalnya yang melewati bahu dengan penuh kasih sayang, dan mulai mencium wajah calon resepsionisku ini. Kemudian aku mencium bibirnya yang agak tebal dan sensual. Dia hanya sedikit bereaksi sambil menutup matanya. Hanya nafasnya yang mulai berat..

Kurebahkan dia di atas ranjang, dan saya dengan cepat memasukkan tanganku ke dalam buah dadanya yang halus dengan suara merabai. Melihat seorang remaja muda memiliki buah dada yang luar biasa ini membuatku kagum. Setelah mengeluarkan T-shirtnya, saya segera kujilati buah dadanya yang masih tertutup BH. Saya menciumi dadanya yang membusung.

Anak ini sangat menarik. Ketika aku mulai menikmati buah dadanya, dia tetap menutup matanya dan terus meremas-remas sapu tangan dan seprei ranjang. Kubuka pengait BHnya, yang tampaknya terlalu kecil untuk ukuran buah dadanya, dan dengan cepat kuhisap dan kujilati buah dadanya yang indah dari gadis muda salon ini.

"Eh.. Eh.." erangan tertahan keluar dari mulutnya. Dian menggigit bibirnya sambil mengerang karena lidahku sedang mengelus puting berwarna coklatnya.

Dengan cepat, puting itu mengeras, menunjukkan bahwa si empunya sangat terangsang. Aku dengan cepat membuang semua pakaianku sehingga aku telanjang. Keinginan saya untuk menikmati tubuh gadis muda ini telah tegak. Kuarahkan kemaluanku ke mulutnya sambil duduk di atas dadanya.

“Tolong jangan, Pak.. Dian tidak pernah melakukan hal itu..” kata dia sambil menutup erat bibirnya.

"Kamu harus mulai belajar, ya," jawabku sambil menariknya ke dalam pelukanku. Aku merasakan kemaluanku yang hampir sepanjang wajahnya menyentuh setiap bagian kulitnya.

"Mereka bilang dia mau jadi pegawai kantoran," aku mengingatkan.

"Saya tak yakin apakah ini akan cukup, Pak... Terlalu besar."

"Coba mulai dari ujungnya dulu, sayang.." kataku dengan penuh perhatian. "Lakukan sedikit demi sedikit, kamu pasti bisa."

Dian mulai mengupas cerita dan aku merasa hangat dan sangat nikmat ketika ia mulai mengisapnya. Kuangkat kepalaku sedikit sehingga dia bisa lebih fokus menghisap kemaluanku yang akan menjadi tempat bosku nanti.

"Ya.. Begitu.. Sekarang coba lebih dalam lagi," kataku sambil memasukkan penisku lebih dalam ke mulutnya.

Kemudian aku menarik keluar kemaluanku dan memasukkan mulut gadis ABG tersebut ke arah batang zakarku.

"Sekarang lakukan ini dengan lidahmu... Coba ya..." Ucapnya sambil tersenyum manis.




Dianpun setuju. Setelah dijilatinya, dia menghisap buah zakarku satu per satu. Selama beberapa menit, aku duduk di atas dada Dian dan mengajari dia menggunakan mulutnya untuk menikmati orgasme. Ketika ia menghisap kemaluanku, mulutnya terlihat penuh.

Setelah puas menikmati daging dadanya Dian yang hangat, aku kembali gemas melihatnya membusung dan menikmatinya dengan mulutku. Dian sekali lagi mengerang tertahan sambil mengatupkan bibirnya. Aku kemudian membuka celana jeans dan celana dalamnya. Sepertinya vaginanya yang bersih dan tidak berbulu menantang untuk digenjot.

Tangan saya dengan cepat menemukan vaginanya dan klitorisnya. Menikmati buah dadanya yang besar dan menantang, kuusap-usap klitorisnya. Dian mendengus dengan nafas yang semakin dalam dan cepat.

Dia masih tertidur dengan erat, bibir dan matanya tetap tertutup. Pahanya terjepit erat di bawah sprei. Meskipun begitu, keinginanku untuk bercinta dengannya semakin kuat. Tanpa ragu, kuselipkan tangan ke dalam sprei dan mengarahkan kemaluanku ke selangkangan gadis ABG yang mengenakan seragam creambath tersebut.

"Bisakah Anda mundur sedikit, Pak?" Dia meminta sambil membuka matanya perlahan.

Tidak kujawab, tetapi mulai kudorong penisku ke dalam liang vaginanya. Meskipun dia sudah tidak perawan lagi, vaginanya tetap ketat.

Ketika penis saya masuk ke dalam vaginanya, dia menjerit, "Ahh." Dia sudah tidak bisa menahan orgasmenya.

Sambil kuremas buah dadanya, saya mulai menggenjot vaginanya. Dian menangis semakin keras, memenuhi ruang itu..

"Ahh... Ahh..." erangnya seiring dengan getaranku.






Ketika aku memompa vaginanya, buah dadanya menggiurkan. Kadang-kadang kuhentikan goyanganku untuk menghisap kembali buah dadanya yang besar. Kupompa gadis remaja muda yang manis ini selama hampir dua puluh menit. Dia tiba-tiba mengerang dan mengejang, menunjukkan bahwa dia sedang orgasme. Wajah manisnya terlihat basah dengan butiran keringat. kukus keringatnya dengan penuh perhatian.

Kemudian kunaikinya lagi, kali ini dengan kemaluanku terjepit di antara buah dadanya yang kenyal itu. Tanganku merapatkan buah dadanya sehingga kemaluanku terjepit diantaranya. Dijepit buah dada gadis ABG semanis dia adalah sensasi yang luar biasa.

Dengan gerakan maju mundur yang gesit, aku menikmati sensasi buah dada kenyalnya yang bergesekan dengan kemaluanku. Kadang-kadang aku membebaskan kemaluanku dari cengkraman buah dada itu untuk kusorongkan ke mulutnya dan dihisap. Kemudian aku mengembalikan kemaluanku di antara dua buah dada yang seksi itu.

Selama kira-kira lima belas menit, aku menikmati kenyalnya buah dada Dian dan hangat mulutnya. Saya juga mengalami orgasme dan segera menyemburkan air mani saya ke buah dada Dian. Kuoleskan spermaku ke seluruh permukaan buah dadanya dengan kemaluanku, yang membuatku gemas.

"Pak, jangan mengecewakan saya ya, bapak.." kata Dian ketika kami berangkat lagi di mobil saya.

“Oh tidak, sayang.. Kirim lamaran mu dengan cepat” jawabku.

Dian tersenyum bahagia saat mendengarnya. Dia membayangkan bekerja di kantor, yang merupakan cita-citanya sejak lama. Aku juga tersenyum gembira membayangkan betapa indahnya perut Dian, yang aku akan nikmati sepenuhnya nanti. Saya turunkan Dian di pinggir jalan sambil memberinya uang untuk biaya taksi.


New Post >> "Teman Kantor Penggila SEX"


"Saya berterima kasih, Pak Robert," ucapnya saat ia turun dari mobil saya.

"Sama-sama, Dian," jawabku sambil melambaikan tangan.

Aku berkendara menuju jalan tol dalam kegelapan malam. Jalanan kosong dan ingin rasanya cepat sampai di apartemanku setelah hari yang melelahkan ini. Tapi, aku teringat bahwa belum mengevaluasi kemampuan Dian sebagai resepsionis secara menyeluruh. Interpersonal skill, bahasa Inggris, telephone manner, dan lainnya harus diperhatikan juga. Dulu aku hanya terpesona oleh penampilannya yang menarik.

Biarkan saja tim HR yang menilainya nanti, pikirku. Jika saya lulus, saya akan diterima dan jika tidak, tidak apa-apa. Saya sudah merasa senang dengan pengalaman yang saya dapatkan sampai saat ini.

Posting Komentar

0 Komentar