Cerita Seks Saya Dengan Teman Suamiku
Saya Shery, berusia 25 tahun, dan kami telah menikah satu tahun yang lalu. Hubungan kami tetap harmonis meskipun aku belum memiliki anak. Ini karena suamiku memintaku untuk melakukan pengobatan pencegahan kehamilan dengan pil karena dia belum siap untuk memiliki anak karena banyaknya tanggung jawab yang dia miliki.
Selain itu, karena dia bekerja di perusahaan yang sering menugaskannya untuk berpindah tempat dinas, dia sekarang tidak menetap di satu kota. Kami sudah pindah ke setidaknya tiga kota setelah menikah. Karena itu tidak mungkin untuk merencanakan kehidupan menetap di satu kota saja. Salah satu alasan mengapa kami memilih untuk tinggal di kost adalah karena akan lebih mudah jika suamiku dipindah tugas lagi.
Suami saya, Masto, berusia 28 tahun dan berusia tiga tahun di atasku. Aku memanggilnya Tom. Sifat penyabar dan baik hatinya membuatku semakin beruntung memiliki suami yang sebaik dirinya. Dalam hal penampilannya, dia tidak terlalu tampan, meskipun pada saat kami pacaran, ada wanita lain yang juga menyukainya. Tempat kost kami berlantai tiga dan dihuni oleh berbagai macam orang di tiap lantai, mulai dari pedagang, penjual, pegawai kantor hingga mahasiswa. Di lantai pertama, ada penjaga kost dan beberapa kamar dihuni oleh staf pemerintah.
Dengan sekitar 20 kamar di lantai kedua, lantai ini adalah yang paling ramai. Bangunan ini benar-benar tertutup dari luar, dengan satu-satunya cara untuk terhubung ke luar bangunan adalah melalui jendela di balkon kecil di tiap kamar. Hanya jendela berteralis berukuran sangat kecil yang digunakan untuk ventilasi. Rumah kami di lantai dua, dan di lantai tiga terdapat beberapa kamar kecil yang digabungkan dengan tempat menjemur pakaian. Mereka yang tinggal di lantai ini bekerja larut malam dan baru pulang pagi, jadi aku tidak begitu akrab dengan mereka. Aku mendengar ponsel saya berbunyi saat itu.
Ternyata Tom meneleponku untuk memberi tahu saya bahwa dia akan melakukan lembur nanti malam dan mungkin baru bisa pulang besok. Ini karena, karena kepindahan bosn
"Hei, Mas Sam! Ada apa? Kenapa kamu masih bangun sampai larut malam?" tanyaku sopan, berusaha mengabaikan bau alkohol di napasnya. Itu tidak terlalu kuat, tapi itu pasti mulai menggangguku. “Oh, tidak banyak, Mbak. Saya hanya ingin ngobrol sebentar saja,” jawabnya sambil melirik ke arah kamar saya dan menyadari bahwa suami saya tidak ada di sana.
"Oh tidak, Tom belum pulang. Mungkin kamu bisa kembali lagi nanti kalau dia sudah ada di sini?" usulku sambil berusaha menutup pintu namun terhenti oleh tangan Mas Sam. "Sebenarnya ini waktu yang tepat. Yang ingin aku bicarakan denganmu tidak ada hubungannya dengan Tom, tapi ini tentang Mbak Shery," ucapnya sambil tersenyum licik.
Jawabannya dan penjelasannya benar-benar membuatku semakin bingung. Apa sebenarnya yang diinginkan oleh Mas Sam ini? Mari saya jelaskan, Mbak. Saya datang ke sini untuk meminta pertimbangan dari Mbak Shery. Alasannya adalah karena saya malu untuk meminta pertimbangan dari cewek lain di kos ini.
Meskipun dalam hati saya masih bingung dengan maksud pembicaraannya ini. Maksudnya, apa yang sebenarnya ingin dia selamatkan? Saya mencoba untuk menjelaskan kata-katanya tadi. Begini, Mbak. Besok, teman perempuan saya akan merayakan ulang tahunnya dan saya cukup dekat dengannya. Nah, saya bingung ingin memberikan hadiah apa, tapi teman ceweknya pernah bercerita bahwa dia ingin membeli satu set pakaian dalam dari merk ternama. Masalahnya, saya tidak tahu ukurannya berapa.
Kalau aku tanya langsung, kan nggak akan ada kejutan lagi, Mbak. Mas Sam dengan tatapan tajam. Aku mencoba menghindarinya, tapi sulit mengingat dia duduk di depanku sekarang dan ruangan kost yang sempit ini.
New Post >> "Di Paksa Tante Cumm Di dalam"
New Post >> "Aku di Perkosa Teman Suami Ku"
Terus, kan aku juga nggak tahu bagaimana postur tubuh teman Mas Sam itu. Jadi, bagaimana mungkin saya bisa memberikan solusi untuk Mas? Sam tersenyum. Tidak perlu khawatir, Mbak. Karena postur tubuh teman saya sama-sama bertahan dengan Mbak, meski tidak cantik Mbak Shery. Katanya lagi.
Aku enggan memberi tahu nomor pakaian dalamku kepada orang luar, tapi sepertinya itu satu-satunya cara agar dia segera keluar dari kamar ini. Akhirnya, aku memberikan nomor ukuran pakaian dalamku kepada Mas Sam, dan dia akhirnya pergi dari kamarku setelah mengucapkan terima kasih dengan senyuman di bibirku.
Pagi itu, Masto pulang larut malam sekitar jam 6 pagi dan langsung terlelap. Dia mengatakan bahwa bosnya memberinya libur karena dia telah lembur semalaman. Seperti biasa, aku dengan setia merawat segala keperluannya dan menyiapkan makanan untuknya ketika dia bangun nanti, seolah-olah aku adalah seorang istri yang setia pada suaminya. .
Siang hari tiba, dan aku bertemu dengan mbak Shery. Aneh rasanya berbelanja pada jam segini. Ternyata dia bertemu dengan seorang teman kost yang merupakan siswa tingkat akhir bernama Roni. Roni berasal dari sebuah kota kecil di Jawa Timur. Tubuhnya yang kekar dan berotot menunjukkan bahwa dia telah terbiasa bekerja keras sejak kecil.
Setiap kali aku melihat lekuk tubuh pemuda ini, hatiku seakan-akan menjadi binaragawan. Ya, memang benar. Mas Tom baru saja pulang tadi jam 6 karena lembur, jadi dia tidak sempat belanja. “Kuliah jam siang ya?” tanyaku pada Roni, dan pemuda ini dengan ramah tersenyum mengiyakan. Lalu dengan terburu-buru, dia menyalakan motornya untuk menuju kampus tempat dia kuliah. Menurutku, dia adalah salah satu penghuni kost yang baik-baik karena tidak pernah membuat masalah. Kira-kira dua hari kemudian, saya terkejut saat menerima sebuah paket yang ditujukan kepada saya.
Saya membuka paket itu dan betapa terkejutnya saya melihat isi paket tersebut. Satu set pakaian dalam yang super seksi berwarna hitam dengan ukuran yang pas dengan tubuhku. Aku heran dan mencoba menebak siapa yang mengirim semua ini. Jawabanku adalah mas Sam. Hanya dia yang mengetahui ukuran pakaian dalamku selain Masto. Lagi pula, dia pernah berkonsultasi denganku mengenai hal ini sebelumnya. Dalam gaya penulisan yang menarik, saya ingin menggambarkan betapa terpesonanya saya dengan pemuda ini.
Setiap kali aku melihat tubuhnya yang berotot, hatiku seakan-akan berdetak seirama dengan gerakan-gerakan binaraganya. Ya, memang benar. Mas Tom baru saja pulang tadi jam 6 karena lembur, jadi dia tidak sempat belanja. “Kuliah jam siang ya?” tanyaku pada Roni, dan pemuda ini dengan senyum ramah mengiyakan. Lalu dengan sigap, dia menyalakan motornya untuk menuju kampus tempat dia kuliah. Menurutku, dia adalah salah satu penghuni kost yang patut diacungi jempol karena tidak pernah membuat masalah. Kira-kira dua hari kemudian, aku dikejutkan dengan sebuah paket misterius yang menarik perhatianku. Dengan hati berdebar, saya membuka paket itu
Saat itu, aku melirik ke arah pintu kamar Mas Sam dan ternyata dia tidak ada di kosan. Aku ingin mengembalikan pakaian dalam yang tertinggal padanya. Namun, aku merasa sangat kesal karena Masto tidak ada di sana untuk menemani. Malamnya, aku menerima telepon dari Masto yang mengatakan bahwa dia harus lembur malam ini. Aku kembali ditinggal sendirian di kosan..
Tiba-tiba, sekitar jam 11 malam, ada yang mengetuk pintu kamarku. Aku terkejut saat membukanya dan melihat bahwa yang datang adalah Sam, tetangga kosanku. “Mas Sam, ada apa malam-malam begini?” tanyaku dengan nada tidak menyenangkan. Aku mencium aroma alkohol dari mulut. “Begini, Mbak. Saya punya sesuatu yang harus saya bicarakan dengan Mbak Shery,” ujarnya serius. Aku merasa penasaran dengan apa yang ingin dia sampaikan. Meski awalnya aku merasa kesal, namun sekarang aku jadi penasaran dengan apa yang ingin disampaikan oleh Mas Sam.
Ini sangat penting, Mbak. Katanya padaku. Aku sejak awal merasa tidak senang dengan perilaku orang ini, jadi aku langsung mengungkapkan kegusaranku padanya. Mas Sam, begini ya, Mas. Jujur saja, saya tidak begitu menyukai cara Mas Sam selama ini. Ini sudah terlalu berlebihan, Mas. Untuk apa Mas mengirim paket yang tidak pantas seperti itu? ucapku dengan nada keras. Sejenak terlihat ekspresi kebingungan di wajahnya, tapi aku sudah terlalu marah dengan pria ini sehingga aku sama sekali tidak menghiraukannya.
New Post >> "Tante Kelly Mengajarin Aku Bermain Sex"
New Post >> "Teman SMP Yang Gila SEX"
Apa maksudnya, mbak? Ini paket apa ya? tanyanya dengan pura-pura tidak tahu. Sudahlah, mas. Saya juga sudah tidak ingin menjelaskan lagi. Saya ingin tidur, mohon maaf. Kata-kataku terdengar tegas sambil aku menutup pintu kamarku. Aku benar-benar bosan dengan pria ini. Apa sebenarnya yang diinginkannya..
Setelah sekitar seminggu berlalu, Masto mendapat tugas yang sangat menarik dari kantornya. Dia diminta untuk pergi keluar kota selama satu minggu guna menyelesaikan permasalahan di kantor cabang yang ada di sana. Wow, sungguh sebuah tantangan yang menarik! Tak hanya itu, kantornya juga memberikan janji manis kepada Masto.
Jika dia berhasil menyelesaikannya dengan baik, maka Masto berkesempatan untuk dipromosikan menjadi manajer operasional di kantornya. Bagaimana tidak, posisi tersebut sedang kosong dan Masto memiliki kesempatan emas untuk mengambilnya. Tentu saja, Masto sangat bersemangat dan siap menghadapi tantangan ini. Dia yakin bisa menyelesaikannya dengan baik dan membuktikan bahwa dia pantas mendapatkan promosi tersebut. Semoga sukses, Masto!
Sebagai istri, aku hanya bisa mengikhlaskan situasi ini. Bagaimanapun juga, jika suamiku dipromosikan menjadi manajer, kami akan mendapatkan rumah dinas yang membuat kami tidak perlu lagi tinggal di kost. Malam itu, aku keluar dari kost untuk mencari makan di luar.
Seperti biasa, aku membungkus makanan karena aku merasa tidak nyaman makan di luar tanpa kehadiran suamiku. Ketika aku tiba di kost, suasana di sana terasa sepi. Aku tidak melihat Roni di sini, padahal biasanya dia selalu berjaga di pintu masuk kost ini seperti seorang satpam. Mungkin dia masih sibuk mengerjakan skripsinya sehingga harus menginap di rumah temannya.
Lantai satu dan lantai dua terasa sepi tanpa penghuni. Di saat seperti ini, aku berharap Sam ada di kost karena sejujurnya, aku adalah tipe orang yang penakut jika sendirian. Tiba-tiba, aku mendengar suara tape dari lantai tiga. Rasa lega menyelimuti diriku karena ternyata ada orang lain di kost ini selain aku. Meskipun sudah larut malam, suasana kost masih tetap sama. Hanya terdengar suara kaset tape dari lantai tiga dan nyanyian merdu dari Bryan Adams.
Saat aku hampir terlelap, tiba-tiba pintu kamarku terbuka dengan sendirinya! Padahal aku yakin banget sudah menutupnya rapat. Aku merasa was-was dan langsung memeriksa apakah ada orang di balik pintu itu. Ternyata tidak ada siapa-siapa. Ah, mungkin hanya angin yang nakal. Atau, siapa tahu aku tidak menutup pintu dengan benar? Hmmm, misteri yang menarik untuk dipecahkan!
Saat aku hendak menutup pintu, tiba-tiba muncul tangan seorang pria yang dengan kasar mencekal tanganku. Aku terkejut dan mencoba berteriak, namun suaraku belum sempat keluar ketika tangan pria itu langsung menahan tanganku yang satunya ke belakang tubuhku. Tanpa ampun, pria itu membanting tubuhku ke atas tempat tidur. Sungguh mengerikan!
Saya berusaha untuk melawan, namun sayangnya tenaga pria itu jauh lebih kuat dari saya. Dia menindih saya dengan kasar, membuat saya merasa sangat sakit akibat bantingan tadi. Tanpa ampun, dia langsung mencoba merobek pakaian saya yang saat itu hanya berupa daster berwarna jingga. Saya melihat wajahnya yang tertutup topeng dengan rasa takut yang sangat besar. Saya tahu persis apa yang akan dia lakukan pada saya, namun sayangnya saya tidak mampu melawan dirinya.
Dia semakin tidak sabar dan dengan kasar merobek pakaian saya hingga saya hanya tinggal mengenakan celana dalam. Saya merasa sangat malu karena saya tidak pernah memakai bra saat tidur. Namun, saya tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis dan berharap agar semua ini segera berakhir.
Teriakan dan umpatanku tidak mendapatkan respon sama sekali, pria ini hanya diam sambil berusaha melepaskan semua pakaianku hingga akhirnya berhasil mencuri celana dalamku. Dia terlihat terpesona melihat kebersihan daerah intimku yang terawat. Dengan kulit putih yang mulus, tubuhku memang sangat menggoda. Bahkan mas Tom, yang sudah sering berhubungan intim denganku, tidak pernah bosan melihat tubuhku yang menawan ini. Pria itu kemudian membuka celananya dan menunjukkan alat kelaminnya yang tegang.
Saat ini, keringat dingin mulai mengalir di tubuhku. Teriakanku terasa terdengar hampa, mungkin karena struktur lantai dua di kost ini yang begitu rapat sehingga suara tidak bisa menembusnya. Saya menyadari bahwa dalam waktu yang tidak lama lagi, pria misterius ini akan melakukan hubungan seksual dengan saya. Ukuran penisnya yang begitu besar bahkan membuatku merasa sakit hanya dengan melihatnya. Bahkan, milik mas Masto pun hanya sepertiga dari ukuran pria ini.
Pria itu kemudian mengangkat kedua kakiku dan menekannya ke arah perutku, membuatku sedikit sesak napas. Aku yang sudah lemas sejak tadi hanya bisa pasrah, melihat detik-detik di mana ujung kemaluannya semakin dekat dengan bibir vaginaku. Seperti yang sudah kuduga, akhirnya pria itu memasukkan batang kemaluannya yang besar melewati bibir kewanitaanku yang masih rapat ini. Aku menjerit dan memohon ampun, berharap dia tidak akan memperkosaku, tetapi sayangnya jeritanku tidak dihiraukannya sama sekali.
Sekarang, aku merasakan ujung kemaluannya yang besar sudah masuk seluruhnya ke dalam vaginaku. Hanya bagian batang dan pangkalnya yang masih terlihat di luar. Aduh, sakit sekali! Aku memohon ampun, jangan perkosa aku! Namun, jeritanku hanya terdengar memelas dan tidak ada reaksi dari pria itu. Malah, dia semakin mempercepat gerakan penetrasi yang membuat rongga vaginaku semakin terasa sakit. Bibir kemaluanku bahkan terasa robek dan terbelah karena dipaksa menerima batang kejantanan yang sebesar bonggol jagung itu.
Sekali lagi, aku merasakan keinginan untuk berteriak, tetapi kali ini hanya suara kecil yang keluar dari bibirku. Tenagaku sudah habis untuk menjerit lagi. Sekarang, hanya ada desahan dan rintihan pelan yang terdengar setiap kali pria ini memasukkan batang kemaluannya yang besar ke dalam vaginaku, mengaduk-aduknya dengan berbagai arah dan gaya yang menggairahkan.
Setelah begitu lama, kali ini aku kembali merasakan sensasi yang tak terlupakan, seperti diperawani untuk yang kedua kalinya. Dahulu, aku juga pernah merasakan rasa sakit yang sama ketika diperawani oleh Masto, suamiku. Pria itu tetap diam tak berbicara saat aku memohon ampun dan merintih kesakitan. Bahkan, sepertinya dia semakin bernafsu ketika mendengar jeritan dan rintihan lemahku yang semakin tak berdaya.
Dalam waktu lima belas menit berikutnya, pria ini meningkatkan intensitas gerakannya dan mengakhiri dengan satu sodokan yang begitu kuat dan dalam di dalam vaginaku. Aku mengangkat kepala dengan susah payah, menahan rasa sakit yang luar biasa ketika pria itu melakukan hubungan seks dengan kasarnya. Tidak lama kemudian, aku merasakan penis yang besar itu berkedut dengan keras, dan tiba-tiba aku merasakan cairan hangat yang membasahi rahimku. Aku benar-benar terkejut ketika menyadari bahwa pria ini telah ejakulasi di dalam kemaluanku...
Situasi ini benar-benar mengguncangku, dan aku merasa perlu untuk mengungkapkan betapa pentingnya berkomunikasi dan memastikan keselamatan dalam hubungan seksual. Penting bagi kita untuk saling menghormati dan memahami batasan satu sama lain.
Saya merasa sangat takut dan jijik saat menyadari bahwa saya bisa hamil karena seorang pria asing yang tidak saya kenal memperkosaku dan menyemprotkan cairan spermanya di dalam vaginaku. Saya pingsan dan tidak tahu berapa lama saya terlelap. Ketika saya bangun, hampir pagi dan tubuh saya tergolek tanpa sehelai benang pun, saya merasakan dingin yang luar biasa.
Kepala saya sedikit pusing dan saya mencoba untuk menyadarkan diri bahwa saya telah diperkosa oleh orang asing. Tangis saya tak terbendung dan memenuhi ruangan. Ini adalah pengalaman yang sangat mengerikan dan saya berharap tidak ada orang lain yang harus mengalaminya.
New Post >> "Tante Naya, Pesona yang Menggoda"
New Post >> "Gadis Perawan Tukang Jamu Yang Mulus"
Saat itu, tanganku secara tidak sengaja meraba selangkanganku dan aku merasakan ada sesuatu yang tidak biasa. Ternyata, ada sedikit noda darah segar yang tercampur dengan cairan putih kental yang sangat banyak. Aku langsung menyadari bahwa itu adalah sperma dari pemerkosaku tadi. Aku tidak bisa membayangkan berapa kali dia telah memperkosaku hingga cairan maninya keluar begitu banyak dari tubuhku.
Tiba-tiba, terdengar suara notifikasi masuk dari ponselku. Aku segera membuka pesan tersebut dan terkejut ketika mengetahui bahwa pengirimnya adalah pemerkosaku sendiri. Isinya membuatku tercengang.
Aku baru saja mengabadikan momenmu saat sedang berani telanjang. Hati-hati jika sampai melaporkan ke polisi. Aku akan menyebarkannya kepada semua orang. Tiba-tiba aku merasa lemah dan tak berdaya, kemudian muncul pesan dari Masto yang bertanya tentang keadaanku. Aku menjawab bahwa aku baik-baik saja dan memintanya untuk segera pulang. Jika dia mengetahui bahwa tubuh istri tercintanya telah dinikmati oleh orang lain, entah bagaimana reaksi suamiku akan menjadi..
0 Komentar